Tindak kejahatan bisa terjadi di mana saja, termasuk di tempat ramai tanpa orang sekitar menyadari apa yang sedang terjadi. Foto yang disebarkan polisi London ini memperlihatkan para germo menjual seorang perempuan muda sebagai budak seks pada siang hari bolong di luar pusat pertokoan yang sibuk di Inggris.

Dailymail yang mengutip keterangan kepolisian, Selasa, melaporkan, seorang pemilik rumah pelacuran hanya membayar sekitar Rp 45 juta untuk korban yang berasal dari Lithuania, perempuan berusia 20-an tahun, dalam sebuah transaksi di Oxford Street, London. Cuplikan gambar hasil intaian polisi menunjukkan, seorang pria Albania sedang menyerahkan uang tunai kepada dua pria Albania lainnya di luar sebuah pusat perbelanjaan. Saat itu pengunjung berlalu lalang, tetapi mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Perempuan yang tidak berdaya itu, yang dikawal seorang preman, dipaksa memerhatikan bagaimana para pria itu melakukan negosiasi. Gadis itu seperti dilansir Dailymail, diperkirakan akan memberi pemasukan buat "pemilik" barunya Rp 1,5 miliar per tahun dengan melakukan hubungan seks lebih dari 25 kali sehari di sebuah tempat pelacuran.

Dewi keberuntungan tampaknya masih menaungi perempuan itu. Polisi melakukan penyergapan untuk membebaskannya, sementara para penjualnya dipenjara dengan total hukuman 63 tahun.

Departemen Dalam Negeri Inggris memperkirakan, pada tahun 2003Ć¢€"data terakhir yang tersediaĆ¢€"4.000 perempuan diperdagangkan ke Inggris untuk prostitusi.

Pihak kepolisian memperingatkan, jumlah korban dari Eropa Timur yang diperdagangkan ke Inggris akan meningkat secara signifikan berkaitan dengan penyelenggaran Olimpiade London tahun 2012. Sebuah peningkatan terhadap suatu hal yang disebut "aktivitas tercela" ini telah dideteksi di lima wilayah yang menjadi ajang Olimpiade, yaitu Newham, Hackney, Tower Hamlets, Waltham Forest, dan Greenwich, demi memenuhi kebutuhan sekitar 25.000 pekerja konstruksi.

Namun, satuan polisi khusus telah disiapkan untuk menangkal perdagangan orang tersebut. Petugas memberikan contoh kasus seorang gadis Albania berusia 16 tahun yang berpikir bahwa dia datang ke London untuk sebuah akhir pekan yang romantis dengan pacarnya. Ketika mereka tiba, pria yang menjadi "pacarnya" itu menyerahkan dia kepada para germo.

Polisi sengaja menyebarkan foto perempuan yang diperdagangkan di Oxford Street dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah itu. Keterangan foto menjelaskan, penjual nomor satu, Izzet Fejzullahu, seorang anggota geng Albania, menjual perempuan itu senilai Rp 45 juta. Dia dihukum 14 tahun oleh pengadilan di London karena mengendalikan protitusi. Penjual nomor dua, juga seorang Albania, bernama Agran Demarku, terlihat sedang berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dengan pemilik tempat pelacuran. Dia dihukum 18 tahun, bersama saudaranya, Flamur, yang berdiri menjaga gadis itu. Pembeli, yang merupakan pemilik tempat pelacuran bernama Gazmet Turku, juga dipenjara.

Detektif Richard Martin dari Metropolitan Police Clubs and Vice Unit, London, mengatakan, "Pria yang tampak pada gambar itu memiliki uang tunai 3.000 poundsterling di tangannya. Dengan itu, dia membeli seorang manusia. Gadis itu semata sebuah komoditas bagi mereka. Dia hanya salah satu item penjualan seks. Pria tersebut membeli gadis itu untuk dipekerjakan di salah satu dari sembilan tempat pelacuran miliknya. Dia hanya ingin menambah stoknya, sama seperti yang dilakukan pemilik toko."

Ia menambahkan, unitnya tahun ini telah berhasil menyelamatkan 25 perempuan korban perdagangan. "Kami mendapatkan orang yang diculik dan diselundupkan ke Inggris. Yang lain datang dengan berpikir bahwa mereka akan bekerja di bar, tetapi kemudian dijebloskan ke tempat pelacuran. Paspor mereka diambil. Mereka diancam dan beberapa diperkosa secara sistematis."

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

125x125= Rp. 35.000/month

www.smartbacklink.net/ www.smartbacklink.net/